Mengenai Saya

Foto saya
Saya dilahirkan dalam keluarga yang sederhana tepat pada 01 Desember 1983.Sando Tambunan itulah nama panggilan yang diberi oleh kedua orang tua saya D.Tambunan dan B.Sidabutar yang bermukim di suatu Desa Martoba tepatnya di Desa Tolping.Kec.Simanindo Kab.Samosir. Saya "WHERE THERE IS GREAT LOVE,THERE ARE ALWAYS WISHES "

Kamis, 04 Februari 2010

bertekun

B E R T E K U N

Anda suka mengenakan celana panjang, celana pendek atau rok yang terbuat dari bahan jeans? Banyak orang suka mengenakan bahan pakaian yang terbuat dari jeans, baik orang muda maupun orang yang lanjut usia, kelihatannya begitu pas untuk berbagai usia.

Umat sering bertanya-tanya, bolehkah ke Gereja/beribadah mengenakan celana jeans? rasanya tak perlu diperdebatkan lagi. Karena bagi banyak orang yang penting pantas dan sopan. Sekalipun mungkin umat belum dapat menerima jika seorang Pendeta bertugas/melayani dengan mengenakan jeans. Tetapi bisa saja terjadi nanti di masa depan, mungkin karena orang lebih memilih bukan "kulitnya" tetapi "isinya". Padalah di luar negeri para petugas/pelayan Firman mengenakan jeans, adalah pemandangan yang biasa. Sekarang bukan masalah itu yang akan menjadi fokus kita, yang ingin dikemukakan adalah, apakah anda para penggemar pakaian berbahan jeans mengetahui sejarah munculnya pakaian berbahan jeans?

Seorang pria bernama Levi Strauss pada tahun 1850 pergi ke sebagai penambang emas. Apa yang diusahakan oleh Levi Strauss ternyata hasilnya jauh dari memuaskan, tetapi ia terus berusaha. Kemudian Levi Strauss mencoba untuk mencari usaha sampingan dengan membuat bahan kain kaku dan keras (jeans) untuk membuat tenda atau penutup mobil. Seorang teman kerjanya berkomentar: "Mengapa kamu tidak membuat celana panjang dari bahan ini?"

Temannya itu mengatakan bahwa para penambang perlu celana dari kain yang kuat bahannya, karena para penambang emas harus jatuh bangun bahkan kena hujan dan panas ketika mereka bekerja. Levi Strauss menyambut masukan dari temannya itu, ia pun membuat celana bagi para penambang emas. Hal yang Levi Strauss lakuan ini menjadi langkah awal ia mendapatkan "emas". Celana berbahan "jeans" itu disukai oleh banyak orang, bahkan menjadi popular sampai ke seluruh dunia dan mungkin ketika anda membaca kish ini, anda mengenakan jeans.

Dalam hidup ini, kita tak dapat menghindari kegagalan, kesusahan, ujin, pergumulan, tantangan dan lain-lainnya. Namun kita dapat menyikapinya secara berbeda. Jika disikapi dengan kemarahan atau keputusasaan, maka masa atau situasi sulit akan melumpuhkan semangat hidup dan itu akan membuat kita menjadi pecundang! Sebaliknya, jika disikapi dengan ketekunan, maka masa sulit bisa dipandang sebagai suatu "kesempatan e m a s", m e n g a p a ? ? ? karena melaluinya kita justru ditempa untuk berpikir lebih jauh, berinisiatif lebih banyak dan melihat kemungkinan yang lebih banya. Melalui kegagalan, kesulitan dan bermacam kendala, sesungguhnya kita sedang ditempa untuk menjadi lebih dewasa dan lebih berpengalaman. Yang penting adalah bertekun, kita perlu memiliki ketekunan!

Apakah ketekunan itu?? Ketekunan adalah sikap pantang menyerah, terus berusaha untuk melakukan yang terbaik di saat terburuk. Sesungguhnya itulah sikap hidup yang harus diwujudkan, jika kita ingin menuai "emas-emas" kehidupan. Sebab ketekunan akan membuat atau membentuk seseorang menjadi tahan banting, pandai melihat peluang di tengah penghalang, dan buahnya adalah keberhasilan. Apakah anda t e n g a h mengalami masa sulit, kegagalan b i s n i s, k e r e t a k a n hubungan, sakit penyakit, stress atau lain-lainnya? Apakah semua itu membuat anda patah semangat??

Ayo bangkit lagi! Tak akan sia-sia orang yang mau berusaha dan memohon pertolongan Tuhan. Selamat bertekun.

ketekunan

S E A N D A I N Y A ………….

Banyak orang suka berpikir atau juga membayangkan, seandainya ….. ada lorong waktu, apa yang akan terjadi pada dirinya atau apa yang akan diperbuatnya ? Ada orang-orang yang membayangkan, seandainya hidupnya bisa menembus waktu ke 'belakang', seandainya hidupnya bisa surut/ mundur ke masalalu léwat lorong waktu, ia ingin melakukan ini dan itu. Orang-orang berpikir seandainya …….. hidupnya dapat diulang kembali, mungkin akan melakukan ini dan itu secara berbéda.

Dalam sebuah studi sosiologi, pernah ditanyakan kepada sekitar 50 orang dewasa dan lansia : “Seandainya, anda dapat mengulang kembali hidup anda , apa yang akan anda lakukan secara berbéda ?”.

Untuk pertanyaan ini, jawaban yang didapat, secara umum ada 3, yaitu :
= Aku akan lebih banyak menyediakan waktu untuk merenung
= Aku akan lebih banyak mengambil resiko dengan berani
= Aku akan lebih banyak mengerjakan hal-hal yang akan hidup terus, walau aku telah meninggal dunia.

Dari jawaban-jawaban tadi, Keinginan untuk melakukan sesuatu yang berbéda dari saat-saat yang telah lalu/léwat, pada umumnya menunjukkan bahwa ada keinginan keinginan kita yang belum terpenuhi atau ada kekeliruan-kekeliruan dengan apa yang sudah kita lakukan.

Jawaban-jawaban dari pertanyaan tadi juga bisa menunjukkan adanya kesadaran bahwa seharusnya kita tidak melakukan hal-hal itu, disini ada rasa penyesalan, rasa bersalah atau juga rasa malu. Penyesalan, rasa bersalah dan rasa malu….itu semua baik jika kita masih memilikinya, karena hal itu membuat kita berupaya untuk tidak mengulanginya dan berusaha untuk berbuat atau melakukan hal-hal yang lebih baik lagi. Namun sayang, banyak orang hanya berhenti pada penyesalan, tidak merasa bersalah dan tidak merasa malu !!! Hal ini lah yang sesungguhnya membuat hidup tidak lebih daripada sebuah pengulangan-pengulangan yang menyedihkan, tidak bertumbuh , tidak berkembang dan tidak menjadi berkat, penuh dengan kesia-siaan. .

Mungkin kita juga suka meratapi hidup ini……Ah, seandainya saja waktu bisa diulang/mundur kembali, maka aku akan lebih bijak, akan lebih jujur, akan lebih menghargai waktu, akan lebih mengasihi, akan lebih giat, akan lebih rendah hati dan menghormati-menghargai orang lain, akan lebih berterima kasih dan akan-akan yang lebih baik lagi lainnya. Jangan berhenti hanya pada penyesalan ..seandainya ini dan itu. Waktu terus berjalan ke depan, tidak surut ke belakang, waktu tak mungkin kembali, tetapi kita masih bisa melakukan hal-hal yang lebih baik lagi di waktu/hari mendatang.

Firman Tuhan mengingatkan “Perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang-orang bebal, tetapi seperti orang arif “ (Efesus 5 : 15) Kita telah menjalani tahun 2010 selama sebulan, apakah kita masih berpikir …seandainya…? Kita tidak hidup surut ke belakang, tapi kita dapat menéngoknya sejenak untuk belajar dari situ, lalu menjalani hari demi hari ke depan dengan lebih baik lagi. Tuhan menolong dan memberkati kita.

.

Sebuah Catatan Refleksi bagi Penyalaan Lilin dalam Ibadah di Gereja"

Secercah Inspirasi Dari Lilin
"Sebuah Catatan Refleksi bagi Penyalaan Lilin dalam Ibadah di Gereja"

oleh Pdt. Rewah A. Handayani

Pernyalaan lilin merupakan tindakan simbolis dari doa tanpa kata, sebuah permohonan, sekaligus juga harapan dan syukur. Tindakan penyalaan lilin oleh Pendeta dan Penatua, diikuti juga dengan penyebaran cahayanya kepada Umat (Khususnya pada ibadah Malam Natal), tentu dilakukan bukan sebagai rutinitas dari ritual dari masa Adven atau masa Natal dan perayaan gerejawi lainnya, tetapi untuk mendukung tindakan simbolis iman ketika merayakan peristiwa iman dalam perayaan gerejawi sehingga mendukung pernyataan sikap iman dalam kesaksian yang hendak dinyatakan dalam hidup.

12 Makna Lilin Berdasarkan Ciri-cirinya:

1. Lilin memberikan cahaya. Lilin mengingatkan kita akan Kristus Penyelamat kita yang berkata "Akulah Terang Dunia" (Yoh 9:5). Lilin juga mengingatkan kita bahwa kita harus juga harus bersinar, karena Kristus juga berkata bahwa kita adalah terang dunia. Ia berkata: "kamulah terang dunia. Dan biarlah terangmu bercahaya di depan orang, sehingga mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapamu yang di surga" (Mat 5:14-16)
2. Lilin memberikan kehangatan. Mereka mengingatkan kita bahwa kita juga harus memberi kehangatan kepada orang di sekitar kita, terutama mereka hatinya dingin dan perlu dihangatkan dengan cinta kita.
3. Lilin menyala dengan api. Hal ini mengingatkan kita akan api neraka yang abadi, yang menanti kita jika kita tidak bertobat dan tidak mematuhi perintah Allah.
4. Lilin itu indah namun berbahaya. Mereka memancarkan cahaya indah yang lembut dalam Gereja. Namun, jika tidak diawasi, cahaya lilin ini juga bisa membakar Gereja. Melalui hal ini, lilin mengajar kita untuk selalu waspada dan hati-hati, karena kurangnya kewaspadaan dapat membawa konsekuensi yang mengerikan.
5. Lilin tidak permanen. Hal ini mengingatkan kita bahwa hidup kita di bumi ini sementara, dan setiap hari umur kita semakin pendek sampai akhirnya musnah Lilin memanggil kita semua, kepada pertobatan, karena waktu kita di bumi ini tidaklah abadi.
6. Lilin itu lurus bentuknya. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita harus tetap lurus dalam pandangan Tuhan, bahwa perbuatan kita harus benar dan jujur. Sebuah lilin yang tidak berdiri tegak tidak akan terbakar dengan baik. Maka, kita juga harus menjalani hidup kita dengan lurus, tidak menyimpang ke kiri atau kanan.
7. Lilin dapat melengkung tetapi tidak putus. Sebuat lilin wax, memiliki kemampuan mengagumkan dimana lilin itu dapat diluruskan kembali. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita harus mampu menghadapi tantangan dan duka yang kita hadapi tanpa menghancurkan hidup kita. Walaupun derita semacam ini dapat melengkungkan jalan kita, namun, melalui penyesalan dan pertobatan kita menjadi lurus dan tegak kembali.
8. Lilin bisa keras dan lembut. Lilin keras saat dingin, dan menjadi lembuat saat hangat. Sama juga halnya hati kit ayang keras ketika dingin, dan kita harus menghangatkannya dengan cinta akan Allah dan sesama agar menjadi lembuat kembali.
9. Lilin mengeluarkan 'air mata'. Saat dibakar, lilin mengeluarkan cairan yang mengalir bagaikan air mata kita. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita harus menangisi dosa-dosa kita, dan mengeluarkan belas kasihan kepada sesama.
10. Lilin adalah anugerah dari dunia binatang. Lilin dibuat dari caiaran yang merupakan hasil kerja dari ribuan lebah madu yang bekerja bersama. Lilin mengingatkan kita agar produktif dan tidak malas, dan bahwa kita harus mencintai semua ciptaan Allah, baik yang besar dan kecil, dan berterima kasih kepada mereka saat kita menggunakan hasil kerja mereka untuk kebutuhan kita.
11. Lilin memiliki bahyak kegunaan namun sederhana. Lilin tidaklah rumit. Kodratnya sederhana, tetapi mereka melakukan tugasnya dengan baik, terutama di zaman teknologi yang maju dan rumit ini, lilin mengingatkan kita bahwa kadang hal yang sederhana adalah yang terbaik. selama berabad-abad lilin membuat ibadah dapat dilakukan saat hari gelap, bahkan perayaa-perayaan ibadah di Gereja menggunakannya. Lilin mengingatkan kita bahwa kita harus melakukan pekerjaa kita dengan baik, agar kita dapat hidup menurut kehendak Allah.
12. Lilin tidak berguna tanpa nyala api. Hal ini mengingatkan bahwa kita semua mati dan tidak berguna sampai kita dinyalakan dengan nyala api Roh Kudus yang membakar seluruh hidup kita. Lilin mengingatkan kita akan Roh Kudus, yang turun atas para Murid dalam rupa nyala api. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita harus memohon agar Roh Kudus datang dan tinggal dalam kita, dan agar Dia membersihkan segala kenajisan kita agar jiwa kita dapat diselamatkan.

* Disadur dan diadaptasi dari Katolik Timur's Notes, "12 Makna Lilin Berdasarkan Ciri-Cirinya" dalam situs pertemanan Facebook (www.facebook.com)



.